Lontara

Senin, 11 Agustus 2014

Syekh Yusuf Al-Makassari Al-Bantani

Syekh Yusuf berasal dari keluarga bangsawan tinggi di kalangan suku bangsa Makassar dan mempunyai pertalian kerabat dengan raja-raja Banten, Gowa, dan Bone. Syekh Yusuf sendiri dapat mengajarkan beberapa tarekat sesuai dengan ijazahnya. Seperti tarekat Naqsyabandiyah, Syattariyah, Ba`alawiyah, dan Qadiriyah. Namun dalam pengajarannya, Syekh Yusuf tidak pernah menyinggung pertentangan antara Hamzah Fansuri yang mengembangkan ajaran wujudiyah dengan Syekh Nuruddin Ar-Raniri dalam abad ke-17 itu.
Nama lengkapnya Tuanta Salamka ri Gowa Syekh Yusuf Abul Mahasin Al-Yaj Al-Khalwati Al-Makassari Al-Banteni. Tapi, ia lebih populer dengan sebutan Syekh Yusuf. Sejak tahun 1995 namanya tercantum dalam deretan pahlawan nasional, berdasar ketetapan pemerintah RI.
Kendati putra Nusantara, namanya justru berkibar di Afrika Selatan. Ia dianggap sebagai sesepuh penyebaran Islam di negara di benua Afrika itu. Tiap tahun, tanggal kematiannya diperingati secara meriah di Afrika Selatan, bahkan menjadi semacam acara kenegaraan. Bahkan, Nelson Mandela yang saat itu masih menjabat presiden Afsel, menjulukinya sebagai ‘Salah Seorang Putra Afrika Terbaik’.
Syekh Yusuf lahir di Gowa, Sulawesi Selatan, tanggal 03 Juli 1626 dengan nama Muhammad Yusuf. Nama itu merupakan pemberian Sultan Alauddin, raja Gowa, yang merupakan karib keluarga Gallarang Monconglo’E, keluarga bangsawan dimana Siti Aminah, ibunda Syekh Yusuf berasal. Pemberian nama itu sekaligus mentasbihkan Yusuf kecil menjadi anak angkat raja.
Syekh Yusuf sejak kecil diajar serta dididik secara Islam. Ia diajar mengaji Alquran oleh guru bernama Daeng ri Tasammang sampai tamat. Di usianya ke-15, Syekh Yusuf mencari ilmu di tempat lain, mengunjungi ulama terkenal di Cikoang yang bernama Syekh Jalaluddin al-Aidit, yang mendirikan pengajian pada tahun 1640.
Syekh Yusuf meninggalkan negerinya, Gowa, menuju pusat Islam di Mekah pada tanggal 22 September 1644 dalam usia 18 tahun. Ia sempat singgah di Banten dan sempat belajar pada seorang guru di Banten. Di sana ia bersahabat dengan putra mahkota Kerajaan Banten, Pengeran Surya. Saat ia mengenal ulama masyhur di Aceh, Syekh Nuruddin ar Raniri, melalui karangan-karangannya, pergilah ia ke Aceh dan menemuinya.
Setelah menerima ijazah tarekat Qadiriyah dari Syekh Nuruddin, Syekh Yusuf berusaha ke Timur Tengah. Beliau ke Arab Saudi melalui Srilanka.
Di Arab Saudi, mula-mula Syekh Yusuf mengunjungi negeri Yaman, berguru pada Sayed Syekh Abi Abdullah Muhammad Abdul Baqi bin Syekh al-Kabir Mazjaji al-Yamani Zaidi al-Naqsyabandi. Ia dianugerahi ijazah tarekat Naqsyabandi dari gurunya ini.
Perjalanan Syekh Yusuf dilanjutkan ke Zubaid, masih di negeri Yaman, menemui Syekh Maulana Sayed Ali Al-Zahli.. Dari gurunya ini Syekh Yusuf mendapatkan ijazah tarekat Assa’adah Al-Baalawiyah. Setelah tiba musim haji, beliau ke Mekah menunaikan ibadah haji.
Dilanjutkan ke Madinah, berguru pada syekh terkenal masa itu yaitu Syekh Ibrahim Hasan bin Syihabuddin Al-Kurdi Al-Kaurani. Dari Syekh ini diterimanya ijazah tarekat Syattariyah. Belum juga puas dengan ilmu yang didapat, Syekh Yusuf pergi ke negeri Syam (Damaskus) menemui Syekh Abu Al Barakat Ayyub Al-Khalwati Al-Qurasyi. Gurunya ini memberikan ijazah tarekat Khalwatiyah & Gelar tertinggi, Al-Taj Al-Khalawati Hadiatullah setelah dilihat kemajuan amal syariat dan amal Hakikat yang dialami oleh Syekh Yusuf.
Melihat jenis-jenis alirannya, diperoleh kesan bahwa Syekh Yusuf memiliki pengetahuan yang tinggi, meluas, dan mendalam. Mungkin bobot ilmu seperti itu, disebut dalam lontara versi Gowa berupa ungkapan (dalam bahasa Makassar): tamparang tenaya sandakanna (langit yang tak dapat diduga), langik tenaya birinna (langit yang tak berpinggir), dan kappalak tenaya gulinna (kapal yang tak berkemudi).
Cara-cara hidup utama yang ditekankan oleh Syekh Yusuf dalam pengajarannya kepada murid-muridnya ialah kesucian batin dari segala perbuatan maksiat dengan segala bentuknya. Dorongan berbuat maksiat dipengaruhi oleh kecenderungan mengikuti keinginan hawa nafsu semata-mata, yaitu keinginan memperoleh kemewahan dan kenikmatan dunia. Hawa nafsu itulah yang menjadi sebab utama dari segala perilaku yang buruk. Tahap pertama yang harus ditempuh oleh seorang murid (salik) adalah mengosongkan diri dari sikap dan perilaku yang menunjukkan kemewahan duniawi.
Ajaran Syekh Yusuf mengenai proses awal penyucian batin menempuh cara-cara moderat. Kehidupan dunia ini bukanlah harus ditinggalkan dan hawa nafsu harus dimatikan sama sekali. Melainkan hidup ini harus dimanfaatkan guna menuju Tuhan. Gejolak hawa nafsu harus dikuasai melalui tata tertib hidup, disiplin diri dan penguasaan diri atas dasar orientasi ketuhanan yang senantiasa melingkupi kehidupan manusia.
Hidup, dalam pandangan Syekh Yusuf, bukan hanya untuk menciptakan keseimbangan antara duniawi dan ukhrawi. Namun, kehidupan ini harus dikandungi cita-cita dan tujuan hidup menuju pencapaian anugerah Tuhan.
Dengan demikian Syekh Yusuf mengajarkan kepada muridnya untuk menemukan kebebasan dalam menempatkan Allah Yang Mahaesa sebagai pusat orientasi dan inti dari cita, karena hal ini akan memberi tujuan hidup itu sendiri.
Terlibat pergerakan naasional
Setelah hampir 20 tahun menuntut ilmu, ia pulang ke kampung halamannya, Gowa. Tapi ia sangat kecewa karena saat itu Gowa baru kalah perang melawan Belanda. Di bawah Belanda, maksiat merajalela. Setelah berhasil meyakinkan Sultan untuk meluruskan pelaksanaan syariat Islam di Makassar, ia kembali merantau. Tahun 1672 ia berangkat ke Banten. Saat itu Pangeran Surya sudah naik tahta dengan gelar Sultan Ageng Tirtayasa.
Di Banten ia dipercaya sebagai mufti kerajaan dan guru bidang agama. Bahkan ia kemudian dinikahkan dengan anak Sultan, Siti Syarifah. Syekh Yusuf menjadikan Banten sebagai salah satu pusat pendidikan agama. Murid-muridnya datang dari berbagai daerah, termasuk di antaranya 400 orang asal Makassar di bawah pimpinan Ali Karaeng Bisai. Di Banten pula Syekh Yusuf menulis sejumlah karya demi mengenalkan ajaran tasawuf kepada umat Islam Nusantara.
Seperti banyak daerah lainnya saat itu, Banten juga tengah gigih melawan Belanda. Permusuhan meruncing, sampai akhirnya meletus perlawanan bersenjata antara Sutan Ageng di satu pihak dan Sultan Haji beserta Kompeni di pihak lain. Syekh Yusuf berada di pihak Sultan Ageng dengan memimpin sebuah pasukan Makassar.Namun karena kekuatan yang tak sebanding, tahun 1682 Banten menyerah.
Maka mualilah babak baru kehidupan Syekh Yusuf; hidup dalam pembuangan. Ia mula-mula ditahan di Cirebon dan Batavia (Jakarta), tapi karena pengaruhnya masih membahayakan pemerintah Kolonial, ia dan keluarga diasingkan ke Srilanka, bulan September 1684.
Bukannya patah semangat, di negara yang asing baginya ini ia memulai perjuangan baru, menyebarkan agama Islam. Dalam waktu singkat murid-muridnya mencapai jumlah ratusan, kebanyakan berasal dari India Selatan. Ia juga bertemu dan berkumpul dengan para ulama dari berbagai negara Islam. Salah satunya adalah Syekh Ibrahim Ibn Mi’an, ulama besar yang dihormati dari India. Ia pula yang meminta Syekh Yusuf untuk menulis sebuah buku tentang tasawuf, berjudul Kayfiyyat Al-Tasawwuf.
Ia juga bisa leluasa bertemu dengan sanak keluarga dan murid-muridnya di negeri ini. Kabar dari dan untuk keluarganya ini disampaikan melalui jamaah haji yang dalam perjalan pulang atau pergi ke Tanah Suci selalu singgah ke Srilanka. Ajaran-ajarannya juga disampaikan kepada murid-muridnya melalui jalur ini.
Hal itu merisaukan Belanda. Mereka menganggap Syekh Yusuf tetap merupakan ancaman, sebab dia bisa dengan mudah mempengaruhi pengikutnya untuk tetap memberontak kepada Belanda. Lalu dibuatlah skenario baru; lokasi pembuangannya diperjauh, ke Afrika Selatan.
Menekuni jalan dakwah
Bulan Juli 1693 adalah kali pertama bagi Syekh Yusuf dan 49 pengikutnya menginjakkan kaki di Afrika selatan. Mereka sampai di Tanjung Harapan dengan kapal De Voetboog dan ditempatkan di daerah Zandvliet dekat pantai (tempat ini kemudian disebut Madagaskar).
Di negeri baru ini, ia kembali menekuni jalan dakwah. Saat itu, Islam di Afrika Selatan tengah berkembang. Salah satu pelopor penyebaran Islam di Imam Abdullah ibn Kadi Abdus Salaam atau lebih dikenal dengan julukan Tuan Guru (mister teacher).
Tuan Guru lahir di Tidore. Tahun 1780, ia dibuang ke Afrika Selatan karena aktivitasnya menentang penjajah Belanda. Selama 13 tahun ia mendekam sebagai tahanan di Pulau Robben, sebelum akhirnya dipindah ke Cape Town. Kendati hidup sebagai tahanan, aktivitas dakwah pimpinan perlawanan rakyat di Indonesia Timur ini tak pernah surut.
Jalan yang sama ditempuh Syekh Yusuf. Dalam waktu singkat ia telah mengumpulkan banyak pengikut. Selama enam tahun di Afrika Selatan, tak banyak yang diketahui tentang dirinya, sebab dia tidak bisa lagibertemu dengan jamaah haji dari Nusantara. Usianya pun saat itu telah lanjut, 67 tahun.
Ia tinggal di Tanjung Harapan sampai wafat tanggal 23 Mei 1699 dalam usia 73 tahun. Oleh pengikutnya, bangunan bekas tempat tinggalnya dijadikan bangunan peringatan. Sultan Banten dan Raja Gowa meminta kepada Belanda agar jenazah Syekh Yusuf dikembalikan, tapi tak diindahkan. Baru setelah tahun 1704, atas permintaan Sultan Abdul Jalil, Belanda pengabulkan permintaan itu. Tanggal 5 April 1705 kerandanya tiba di Gowa untuk kemudian dimakamkan di Lakiung keesokan harinya.
Syekh Yusuf di Sri Lanka
Di Sri Lanka, Syekh Yusuf tetap aktif menyebarkan agama Islam, sehingga memiliki murid ratusan, yang umumnya berasal dari India Selatan. Salah satu ulama besar India, Syekh Ibrahim ibn Mi’an, termasuk mereka yang berguru pada Syekh Yusuf.
Melalui jamaah haji yang singgah ke Sri Lanka, Syekh Yusuf masih dapat berkomunikasi dengan para pengikutnya di Nusantara, sehingga akhirnya oleh Belanda, ia diasingkan ke lokasi lain yang lebih jauh, Afrika Selatan, pada bulan Juli 1693.
Syekh Yusuf di Afrika Selatan
Di Afrika Selatan, Syekh Yusuf tetap berdakwah, dan memiliki banyak pengikut. Ketika ia wafat pada tanggal 23 Mei 1699, pengikutnya menjadikan hari wafatnya sebagai hari peringatan. Bahkan, Nelson Mandela, mantan presiden Afrika Selatan, menyebutnya sebagai ‘Salah Seorang Putra Afrika Terbaik’.
Sebagai seorang ulama syariat, sufi dan khalifah tarikat dan seorang musuh besar Kompeni Belanda, Syekh Yusuf dianggap sebagai `duri dalam daging` oleh pemerintah Kompeni di Hindia Timur. Ia diasingkan ke Srilanka, kemudian dipindahkan ke Afrika Selatan, dan wafat di pengasingan Cape Town (Afrika Selatan) pada tahun 1699. Pada zamannya (abad ke-17), ia dikenal pada empat tempat, yaitu Banten dan Sulawesi Selatan (Indonesia), Srilanka, dan Afrika Selatan yang berjuang mewujudkan persatuan dan kesatuan untuk menentang penindasan dan perbedaan kulit.
Murid-murid Syekh Yusuf yang menganut tarekat Khalwatiyah terdapat di Banten, Srilanka, Cape Town, dan beberapa negara di sekitarnya. Mayoritas orang-orang Makassar dan Bugis di Sulawesi Selatan masih mengamalkan ajarannya sampai sekarang ini. 
 
Sumber http://wilayyahallah.blogspot.com

Senin, 21 Juli 2014

Mengungkap kebohongan Besar Yahudi dan Nasrani di dalam Kitab suci Al-Quran.




Assalamualaikum wr. wb.
Alhamdulillah. Segala Puji bagi Allah SWT atas nikmat yang diberikan kepada kita.
Salam dan Shalawat kita kirimkan atas junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW. Semoga salam dan shafaatNya dicurahkan ke keluarganya, sahabat-sahabatNya, para wali-wali Allah Serta seluruh ummatnya dan seluruh alam semesta. Aamiin.

Al-Quran adalah penyempurna kitab-kitab sebelumnya yakni Zabur, Taurat dan Injil.
Al-Quran adalah petunjuk bagi seluruh umat manusia dipermukaan bumi ini.
Al-Quran adalah pembeda antara yang hak dan yang bathil.

وقل جاء الحق وزهق الباطل إن الباطل كان زهوقا
Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (QS. Al-Israa’ 81)

 وقالت اليهود عزير ابن الله وقالت النصارى المسيح ابن الله ذلك قولهم بأفواههم يضاهؤون قول الذين كفروا من قبل قاتلهم الله أنى يؤفكون
Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah." Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling? (QS. At Taubah 30)

اتخذوا أحبارهم ورهبانهم أربابا من دون الله والمسيح ابن مريم وما أمروا إلا ليعبدوا إلها واحدا لا إله إلا هو سبحانه عما يشركون
Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS. At Taubah 31)

يريدون أن يطفؤوا نور الله بأفواههم ويأبى الله إلا أن يتم نوره ولو كره الكافرون
Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. (QS. At Taubah 32)

هو الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله ولو كره المشركون
Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al Qur'an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.
(QS. At Taubah 33)

يا أيها الذين آمنوا إن كثيرا من الأحبار والرهبان ليأكلون أموال الناس بالباطل ويصدون عن سبيل الله والذين يكنزون الذهب والفضة ولا ينفقونها في سبيل الله فبشرهم بعذاب أليم
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, (QS. At Taubah 34)

يوم يحمى عليها في نار جهنم فتكوى بها جباههم وجنوبهم وظهورهم هذا ما كنزتم لأنفسكم فذوقوا ما كنتم تكنزون
pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahanam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu".
(QS. At Taubah 35)

Maha Benar Allah yang Maha Agung.
Waalaikumsalam wr. wb.

Selasa, 15 Juli 2014

Doa Kemenangan untuk Gaza Palestina.

Assalamualaikum Wr. Wb.

Kaum Muslimin dan Muslimat diseluruh penjuru dunia mari kita senantiasa mengirimkan doa untuk Kaum Muslimin dan Muslimat di Gaza Palestina yang dizalimi oleh orang-orang kafir. Mari kita membaca Al-Quran Surah Al-Fath 1 - 7 semoga Allah SWT memberikan kemenagan yang
 agung bagi pejuang-pejuang Islam dan mengirimkan tentara langit dan bumi untuk 
menolong Kaum Muslimin dan Muslimat di Gaza Palestina yang dizalimi
 oleh orang-orang kafir. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.

Wassalamualaikum wr. wb.

Minggu, 09 Februari 2014

ARU TUBARANINA GOWA


BISMILLAHI RAKHMANIR RAKHIM
ATTA .............. KARAENG
TABE' KIPAMMOPPORANG MAMA'
RIDALLEKANG LABBIRITTA
RISA'RI KARATUANTA
RIEMPOANG MATINGGITA
            INAKKE MINNE, KARAENG
            LAMBARA TATASSA'LA'NA GOWA

NAKAREPPEKANGI SALLANG, KARAENG
PANGNGULU RI BARUGAYA
NAKATEPOKANGI SALLANG KARAENG
PASORANG ATTANGNGA PARANG
            INAI- INAIMO SALLANG, KARAENG
            TAMAPPATTOJENGI TOJENGA
            TAMAPPIADAKI ADAKA
KUSALAGAI SIRINNA
KUISARA PARALLAKKENNA
            BERANGJA KUNIPATEBBA
            PANGKULU KUNISOEYANG
IKAU ANGING, KARAENG
NAIKAMBE LEKOK KAYU
MIRIKKO ANGING
NAMARUNANG LEKOK KAYU
IYA SANI MADIDIYAJI NURUNANG
IKAU JE'NE, KARAENG
NAIKAMBE BATANG MAMMAYU
SOLONGKO JE'NE
NAMAMMAYU BATANG KAYU
IYA SANI SOMPO BONANGPI KIANYU
IKAU JARUNG, KARAENG
NAIKAMBE BANNANG PANJAI
TA'LEKO JARUNG
NAMMINAWANG BANNANG PANJAI
IYA SANI LAMBUSUPPI NAKONTU TOJENG
            MAKKANAMAMAKI MAE, KARAENG
            NAIKAMBE MAPPA'JARI
            MANNYABBU MAMAKI MAE KARAENG
            NAIKAMBE MAPPA'RUPA
PUNNA SALLANG TAKAMMAYA
ARUKU RI DALLEKANTA
PANGKAI JERAKKU
TINRA’ BATE 'ON]OKKU
            PAUWANG ANA'RI BOKO
            PASANG ANA’ TANJARI
            TUMAKKANAYA, KARAENG
            NATANARUPAI JANJINNA
SIKAMMAJINNE ARUKU RI DALLEKANTA
DASI NADASI NANA TARIMA PA'NGARUKU,
            SALAMA ............
 
Artinya :
Bismillahir Rakhmanir Rakhim
Sungguh …….. Karaeng
Maafkan aku
Di haribaanmu yang mulia
Di sisi kebesaranmu
Di tahtamu yang agung
Akulah ini Karaeng
Satria dari Tanah Gowa
Akan memecahkan kelak
Hulu keris di arena
Akan mematahkan kelak
Gagang tombak di tengah gelanggang
Barang siapa jua
Yang tak membenarkan kebenaran
Yang menentang adat budaya
Kuhancurkan tempatnya berpijak
Kululuhkan ruang geraknya
Aku ibarat parang yang ditetakkan
Kapak yang diayungkan
Engkau ibarat angin Karaeng
Aku ini ibarat daun kayu
Berhembuslah wahai angin
Kurela gugur bersamamu.
Hanya sanya yang kuning kau gugurkan
Engkau,ibarat air, Karaeng
Aku ini ibarat batang kayu
Mengalirlah wahai air
Kurela hanyut bersamamu
Hanya sanya di air pasang kami hanyut
Engkau ibarat jarum, Karaeng
Aku ini ibarat benang kelindang
Menembuslah wahai jarum
Kan kuikut bekas jejakmu
Bersabdalah wahai Karaeng
Aku akan berbuat
Bertitahlah wahai Karaeng
Aku Akan berbakti
Bilamana kelak janji ini tidak kutepati
Sebagaimana ikrarku di hadapanmu
Pasak pusaraku
Coret namaku dalam sejarah
Sampaikan pada generasi mendatang
Pesankan pada anak cucu
Apabila hanya mampu berikrar, Karaeng
Tapi tidak mampu berbuat bakti
Demikianlah ikrarku dihadapanmu
Semoga Tuhan mengabulkanNya.
Amien ...........
sumber http://iswadibustan.blogspot.com

Pesan Pesan dalam Lontara Makassar

Pesan Pesan-wasiat (Pappasang), syair serta ilmu para panrita (ilmuwan) orang Makassar dahulu kala ditulis dalam daun lontara. Karya tulis para panritata (ilmuwan) perlu kita tulis ulang, diresapi maknanya dan diaplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari karena dalam tulisan Lontara Makassar banyak mengandungkan hikmah yang sangat luarbiasa.

Boyai rikalukua
Rikalongkong ta'genoa
Ilalang mintu sikeddeka namalabbang

Artinya:
  • Carilah Rezeki yang halal dan berkah.
  • Carilah ilmu yang bemanfaat dan aplikasikan/amalkan untuk kebahagian kita dunia dan akhirat.

Pappasangna Karaeng Ta Data 

Boyaka ri taenaku, assenga rimania'kku, niaja' antu namanassa taenaku. Ia pa nappakaramula punna latappumo'

Artinya: Carilah aku dalam ketiadaan, kenallah dalam keberadaanku, aku sesungguhnya ada, namun yang jelas aku tiada, baru aku kembali  bila telah dilupakan orang.

Pesan Karaeng Ta Data

Dikutip dari http://www.daengrusle.net/karaeng-ta-data-ratu-adil-dari-makassar/
http://gowa-negeri1001cerita.blogspot.co.id/2014/03/karaeng-ta-data-raja-yang-menghilang.html


To be Continue

Makassar, 10 Rabiul Akhir 1435H
10 Pebruari 2014